Renungan Untuk Para Aktivis Dakwah
Pembesar Quraisy berjalan melewati Nabi Muhammad yang kala itu sedang bermajlis dengan para sahabat yang miskin dari golongan para budak. Di sana Ada Shuhaib,Ammar dan Bilal.
Melihat hak tersebut mereka berkata:”Wahai Muhammad, kami ingin duduk bermajlis denganmu agar dapat mendengarkan misi agamamu,namun melihat orang-orang faqir dan miskin ini kami merasa jijik dan enggan mendekati majlismu. Sekiranya kau sudi mengusir mereka dari majlismu sekarang,kami kan duduk bermajlis denganmu,boleh jadi kami tertarik dengan apa yang kau sampaikan dan mengikutimu.”
“Atau kau usir mereka dulu sekarang, setelah selesai dengan kami, kau boleh datangkan mereka lagi bermajlis denganmu”.
Langsung Allah- Subhanahu wa ta ala-memperingatkan Nabinya dengan firmannya: ”
وَلَا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ مَا عَلَيْكَ مِنْ حِسَابِهِمْ مِنْ شَيْءٍ وَمَا مِنْ حِسَابِكَ عَلَيْهِمْ مِنْ شَيْءٍ فَتَطْرُدَهُمْ فَتَكُونَ مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan petang hari, sedang mereka menghendaki keridhaan-Nya… QS: Al-an ‘am: 52.
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا
Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.QS:Al-Kahfi:28.
* * *
Dalam berteman, Alquran mengisyaratkan agar kita memilih teman yang ikhlas dalam beribadah menyembah Allah. Biasanya orang yang selalu ikhlas menyembah Allah,akan ikhlas pula menjalin pertemanan karena Allah, bukan karena kepentingan.
Berteman dengan orang yang ikhlas meski miskin dan papa tidak berpangkat dan berharta, jauh lebih mulia daripada berteman dengan ahli dunia yang merasa banga dengan dunianya.
Ahli dunia biasanya adalah orang-orang yang lalai dengan gemerlap dunia yang dimilikinya dan seringkali merasa lebih tinggi dan lebih hebat dari orang-orang yang di bawahnya.
Ahli dunia biasanya, orang-orang yang ingin selalu di ikuti keinginannya dan cenderung tidak mau dibantah,walaupun terkadang keinginan tersebut hanyalah bersandar pada hawa nafsu dan egonya belaka.
* * *
Dalam dunia dakwah, seringkali dakwah terganggu dengan ego orang-orang kaya yang menganggap telah banyak berjasa dalam dakwah dengan kucuran dana-dana yang mengalir deras dari rekeningnya.
Tak jarang segala kebijakan dakwah tak lepas dari intervensi mereka dalam menentukan derap langkah dakwah. Terkadang para ustadz dan pengurus suatu yayasan pun terpaksa ngalah jika berhadapan dengan keinginan mereka.
Efeknya…dakwah jadi kacau balau, agenda yang disepakati jadi buyar dan bubar, kegiatan dakwah tumpang-tindih, dan “centang-perenang”.
Kebiasaan jelek ingin campur tangan dalam menjalankan dakwah ini, akan menghambat jalannya dakwah, mengubah haluannya bahkan menghancurkannya..jika tidak dipahami oleh para penggiat dakwah dan para praktisinya.
Wallahi..seandainya Nabi mengikuti keinginan kaum elit Quraisy, tidak kan pernah sampai dakwah ini kepada kita.
Dakwah ini sampai kepada kita, karena keikhlasan Bilal,Ammar bin Yasir,Suhaib Ar-Rumi, Salman dari golongam fuqara’ sahabat.
Kemudian dengan ketulusan para konglomerat sahabat semisal Abu bakar yang menginfaqkan seluruh hartanya,Umar dengan setengah hartanya,Utsman dan Abdurrahman dengan sepertiga hartanya.
Mereka serahkan harta-harta mereka “tanpa syarat”dan tampa tendensi apapun untuk dikelola Rasulullah-Sallalahu Alaihi wa sallam.
Toli-Toli,Sulteng, 24 Rajab 1437/ 1 Mei 2016
Abu Fairuz Ahmad Ridwan